Kumpulan Materi Sejarah, Wisata dan Artikel Menarik Lainnya

Era Kereta Api : Matinya Transportasi Sungai Serayu

Sejarah Karesidenan Banyumas - Pada tahun 1895 pemerintah kolonial menandatangani nota kesepakatan kerja dengan pihak perusahaan trem swasta untuk memberikan izin pengeoprasian Serajoedal Stroomtran Maatshappij (SDS) mengeksploitasi wilayah lembah Serayu. Dengan izin itu, perusahaan term yang memiliki kantor pusat di Den Haag ini pun mebangun jalur-jalur trem di wilayah lembah Sungai Serayu.

Jaringan trem yang pertama kali dibangun ialah jalur Purwokerto-Sokaraja yang diresmikan pada tanggal 5 Desember 1896. Berturut-turut kemudian membangun jalur Maos-Purwokerto (16 Juli 1896), Sokaraja-Purworejo (5 Juni 1897), Purworejo-Banjarnegara (18 Mei 1898), dan Banjarsari-Purbalingga (1 Juli 1900).

Dengan ditandatanganninya perjanjian kerja maka pemerintah meminta konsesi berupa pembukaan jalur trem SDS melewati kota Banyumas. Namun melalui surat tanggal 31 Mei 1899 No. 7, pihak SDS meminta pemerintah mencabut permintaanya. Pihak SDS tidak sanggup membangun jalur ini sebab dinilai tidak menguntungkan. Karena motif pembangunan jalur trem lembah Serayu ialah motif ekonomi.

Jalur Trem Kereta Api di Banyumas

Kota Banyumas yang berada dipusat lebah Serayu yang dikelilingi pegunungan menjadi alasan pihak SDS tidak dapat membangun jalur trem di kota ini. Karena secara matematis, biaya pembangunan dan operasional yang besar tidak akan sebanding dengan kalkulasi keuntungan yang tidak seberapa.

Era Kereta Api, Matinya Transportasi Sungau Serayu
Jalur Kereta/Trem di Karesidenan Banyumas. Sumber: Banjoemas.com
Keadaan yang demikian menjadi tambah buruk saat pembangunan jalur kereta api Batavia-Vorstlenden yang dilakukan oleh staatsporwegen (SS) melewati kota Purwokerto. Di kota tersebut, SS membangun stasiun. Akibatnya kantor-kantor dagang yang dulu bergantung pada pelayaran Sungai Serayu memindahkan kantornya ke Purwokerto yang telah memiliki stasiun dan halte.

Ketiadaan jaringan trem maupun kereta api yang pada waktu itu merupakan sarana transportasi vital menjadikan kota ini seolah tidak berarti. Transportasi sungai yang sebelumnya menjadi keunggulan Banyumas, perlahan pudar. Kota ini pun berangsur-angsur kehilangan daya tarik. Dalam memorinya, Bupati Banyumas, S.M Gandasubrata berpendapat bahwa kota tersebut sudah tidak mencukupi syarat sebagai ibu kota Karesidenan.

Demikian pembahasan mengenai Era Kereta Api di Karesidenan Banyumas yang mengakibatkan Matinya Transportasi Ibu Kota Karesidenan Banyumas yakni Transportasi Sungai Serayu. Semogga dapat bermanfaat bagi pembaca. Sekian terima kasih.

Sumber : Buku "Kota-kota di Jawa: Identitas, Gaya Hidup Dan Permasalahan" ~ Sri Margana & M. Nursam

Baca Juga :

Share ke teman kamu:
Tags :

Related : Era Kereta Api : Matinya Transportasi Sungai Serayu